Kamis, 17 November 2011

TARSIUS SIAU DAN TARSIUS TUMPARA

Tarsius siau atau Tarsius tumpara memang imut penampilannya, namun tarsius asli pulau Siau, Sulawesi ini juga terancam punah. Bukan sekedar diberikan status Critically Endangered oleh IUCN Red List, bahkan tarsius tumpara atau Siau Island Tarsier pun termasuk salah satu dari 25 Primata Paling Terancam Punah di Dunia.
Sesuai namanya, Si Imut Tarsius Siau merupakan hewan endemik yang hanya bisa dijumpai di pulau Siau, Sulawesi Utara. Meskipun diduga juga terdapat di beberapa pulau kecil di sekitar pulau Siau. Hewan ini baru ditemukan pada tahun 2005 oleh Dr Shekelle.
Tarsius siau dikenal sebagai Siau Island Tarsier dalam bahasa Inggris. Sedangkan nama ilmiah (nama latin) salah satu anggota famili Tarsiidae dari genus Tarsius ini adalah Tarsius tumpara. Kata ‘tumpara’ merupakan bahasa daerah Siau untuk menyebut tarsius.
Tarsius Siau (Tarsius tumpara)
Tarsius Siau (Tarsius tumpara) nan imut
Ciri-ciri dan Diskripsi Tarsius Siau. Seperti halnya jenis tarsius lainnya, tarsius siau (Tarsius tumpara) mempunyai bulu abu-abu gelap dengan bintik-bintik coklat. Pun Tarsius siau memiliki ekor panjang yang tidak berbulu, kecuali pada bagian ujungnya. Setiap tangan dan kaki hewan ini memiliki lima jari yang panjang. Jari-jari ini memiliki kuku, kecuali jari kedua dan ketiga yang memiliki cakar. Mata Tarsius siau pun sangat besar dan memiliki kepala yang unik karena mampu berputar hingga 180 derajat ke kanan dan ke kiri layaknya burung hantu.
Tarsius siau (Tarsius tumpara) merupakan hewan nokturnal beraktifitas pada sore hingga malam hari sedangkan siang hari lebih banyak dihabiskan untuk tidur. Makanan utamanya adalah serangga seperti kecoa, dan jangkrik namun juga memakan reptil kecil.
Habitat, Populasi, dan Konservasi. Tarsius siau (Tarsius tumpara) merupakan hewan endemik yang hanya dijumpai di pulau Siau, Sulawesi Utara. Dimungkinkan primata imut namun langka ini juga terdapat di beberapa pulau kecil di dekat pulau Siau.
Populasi tarsius siau diperkirakan hanya 1.300-an ekor saja (2009) yang hidup di sekitar kolam air tawar kecil di ujung selatan pulau Siau, di tebing curam di sisi pantai timur pulau, dan di lereng dekat kaldera Gunung Karengetang. Populasi tarsius ini diperkirakan mengalami penurunan hingga 80% dalam tiga generasi terakhir.
Mengingat populasi Tarsius siau (Tarsius tumpara) yang kecil, hidup di satu tempat (pulau) kecil, adanya ancaman erupsi gunung Karengetang, bertambah pesatnya populasi manusia di pulau Siau, dan penurun populasi dalam 3 generasi terakhir, menjadi ancaman serius bagi kelestarian tarsius imut ini. Karenaya IUCN Red List memasukkan tarsius siau dalam daftar spesies Critically Endangered atau kategori dengan tingkat keterancaman tertinggi.
The IUCN Species Survival Commission Primate Specialist Group pun memasukkan Tarsius siau dalam daftar The World’s 25 Most Endangered Primates (25 Primata Paling Terancam di Dunia) bersama tiga primata Indonesia lainnya yakni Orangutan Sumatera, Kukang Jawa, dan Simakobu (Monyet Ekor Babi).
Tarsius siau (Tarsius tumpara) si Imut yang baru ditemukan pada 2005 silam musti langsung menyandang gelar sebagai salah satu primata paling langka se-Dunia. Nasib yang berbanding terbalik dengan imut tubuhnya.
Klasifikasi ilmiah: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Mamalia; Ordo: Primata; Famili: Tarsiidae; Genus: Tarsius; Spesies: Tarsius tumpara.
Referensi dan gambar:
  • www.primate-sg.org/index.htm
  • alamendah.wordpress.com/2010/09/10/25-primata-paling-terancam-punah-di-dunia
  • www.iucnredlist.org/apps/redlist/details/179234
  • gambar: www.iucnredlist.org
Baca artikel tentang hewan dan keanekaragam hayati Indonesia lainnya:
terima kasih, semoga info yang saya berikan bermanfaat,,,,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar